ANALISIS PROKSIMAT
PENDAHULUAN :
Analisis proksimat adalah
suatu metoda analisis kimia untuk mengidentifikasi kandungan nutrisi
seperti protein, karbohidrat, lemak dan serat pada suatu zat makanan dari bahan
pakan atau pangan.
Analisis proksimat memiliki manfaat sebagai
penilaian kualitas pakan atau bahan pangan terutama pada standar zat makanan
yang seharusnya terkandung di dalamnya. Selain itu manfaat dari analisis
proksimat adalah dasar untuk formulasi ransum dan bagian dari prosedur untuk
uji kecernaan.
Zat gizi sangat diperlukan oleh hewan untuk pertumbuhan, produksi, reproduksi, dan
hidup pokok. Makanan ternak berisi zat gizi untuk kebutuhan energi dan fungsi-fungsi
di atas. Tetapi setiap ternak kandungan zat gizi yang dibutuhkannnya berbeda-beda.
Suatu keuntungan bahwa zat gizi, selain mineral dan vitamin tidak sendiri-sendiri
mempunyai sifat kimia. Zat sumber energi dapat digolongkan misalnya dari sumber
karbohidrat yang mempunyai kandungan kimia karbon, hydrogen dan oksigen.
Sedangkan protein terdiri dari asam amino dan berisi ± 16 % nitrogen.
Zat gizi sangat diperlukan oleh hewan untuk pertumbuhan, produksi, reproduksi, dan
hidup pokok. Makanan ternak berisi zat gizi untuk kebutuhan energi dan fungsi-fungsi
di atas. Tetapi setiap ternak kandungan zat gizi yang dibutuhkannnya berbeda-beda.
Suatu keuntungan bahwa zat gizi, selain mineral dan vitamin tidak sendiri-sendiri
mempunyai sifat kimia. Zat sumber energi dapat digolongkan misalnya dari sumber
karbohidrat yang mempunyai kandungan kimia karbon, hydrogen dan oksigen.
Sedangkan protein terdiri dari asam amino dan berisi ± 16 % nitrogen.
Tujuan :
Dalam melakukan praktikum ini kami memiliki beberapa tujuan yaitu :
• Praktikum ini memiliki tujuan untuk mengeahui kandungan zat makanan dari bahan
pakan yang akan diuji.
• Praktikum bertujuan untuk meningkatkan kemampuan praktikan dalam menganalisis
proksimat baik meliputi pengetahuan dasar dan aplikasinya.
• Praktikum ini memiliki tujuan untuk mengeahui kandungan zat makanan dari bahan
pakan yang akan diuji.
• Praktikum bertujuan untuk meningkatkan kemampuan praktikan dalam menganalisis
proksimat baik meliputi pengetahuan dasar dan aplikasinya.
PROSEDUR KERJA :
2.1 Penentuan
Kadar Air :
a. Prinsip
Menguapkan air yang terdapat dalam bahan dengan oven dengan suhu 100°-105°C
dalam jangka waktu tertentu (3-24 jam) hingga seluruh air yang terdapat dalam bahan
menguap atau penyusutan berat bahan tidak berubah lagi.
dalam jangka waktu tertentu (3-24 jam) hingga seluruh air yang terdapat dalam bahan
menguap atau penyusutan berat bahan tidak berubah lagi.
Air (%) = berat awal bahan - berat akhir bahan setelah dioven
---------------------------------------------------------------
x 100%
berat
awal bahan
b. Alat dan Bahan
• Oven listrik
• Timbangan analitik
• Cawan aluminium
• Eksikator
• Tang penjepit
• Timbangan analitik
• Cawan aluminium
• Eksikator
• Tang penjepit
c.Prosedur :
- Keringkan cawan aluminium dalam oven
selama 1 jam pada suhu 100°-105°C
- Kemudian dinginkan dalam eksikator
selama 15 menit dan timbang beratnya (catat sebagai A gram)
- Tambahkan ke dalam cawan aluminium
tersebut sejumlah sample/bahan lebih kurang 2-5 gram,
timbang dengan teliti. Dengan
demikian berat bahan/sample dapat diketahui dengan tepat (catat sebagai B
gram). Bila menggunakan timbangan analitik digital maka dapat diketahui
berat sampelnya dengan menset zero balans, yaitu setelah berat cawan aluminium
diketahui beratnya dan telah dicatat, kemudian dizerokan sehingga penunjuk
angka menjadi nol, lalu sampel langsung dimasukkan ke dalam cawan dan kemudian
timbang beratnya dan catat sebagai C gram.
Masukkan cawan + sampel kedalam oven selama 3 jam pada suhu 100°-105°C
sehingga seluruh air menguap. (Atau dapat pula dimasukkan dalam oven dengan suhu 60°C selam 48 jam) - Masukkan dalam eksikator selama 15 menit dan timbang. Ulangi pekerjaan ini dari tahap no 4 dan 5, sampai beratnya tidak berubah lagi. Catat sebagai B gram.
- Setiap kali memindahkan cawan aluminium baik berisi sampel atau
tidak gunakan
tang penjepit.
2.2 Penentuan Kadar Abu :
a.Prinsip
Membakar bahan dalam
tanur (furnace) dengan suhu 600°C selama 3-8 jam sehingga
seluruh unsur pertama pembentuk senyawa organik (C,H,O,N) habis terbakar dan
berubah menjadi gas. Sisanya yang tidak terbakar adalah abu yang merupakan
kumpulan dari mineral-mineral yang terdapat dalam bahan. Dengan perkataan lain,
abu merupakan total mineral dalam bahan.
seluruh unsur pertama pembentuk senyawa organik (C,H,O,N) habis terbakar dan
berubah menjadi gas. Sisanya yang tidak terbakar adalah abu yang merupakan
kumpulan dari mineral-mineral yang terdapat dalam bahan. Dengan perkataan lain,
abu merupakan total mineral dalam bahan.
Abu (%) =
b. Alat dan Bahan
·
Cawan
porselen 30 ml
·
Pembakar
bunsen atau hot plate
·
Tanur
listrik
·
Eksikator
·
Tang
penjepit
c. Prosedur
:
1.
Keringkan
cawan porselen ke dalam oven selama 1 jam pada suhu 100°-105°C.
2.
Dinginkan
dalam eksikator selama 15 menit dan timbang, catat sebagai A gram
3.
Masukkan
sejumlah sampel kering oven 2-5 gram ke dalam cawan, catat sebagai B gram
4. Panaskan dengan hot
plate atau pembakar bunsen sampai tidak berasap lagi
5. Masukkan ke dalam
tanur listrik dengan temperatur 600-700°C, biarkan beberapa lama sampai bahan
berubah menjadi abu putih betul. Lama pembakaran sekitar 3-6 jam
6. Dinginkan dalam
eksikator kurang lebih 30 menit dan timbang dengan teliti, catat sebagai C gram
7. Hitung kadar abunya
2.3 Penentuan
Kadar Protein Kasar :
a. Prinsip
Penetapan nilai protein kasar dilakukan secara tidak langsung, karena
analisis ini
didasarkan pada penentuan kadar nitrogen yang terdapat dalam bahan. Kandungan
nitrogen yang diperoleh dikalikan dengan angka 6,25 sebagai angka konversi menjadi
nilai protein. Nilai 6,25 diperoleh dari asumsi bahwa protein mengandung 16%
nitrogen(perbandingan protein : nitrogen =100 :16 = 6,25:1).
didasarkan pada penentuan kadar nitrogen yang terdapat dalam bahan. Kandungan
nitrogen yang diperoleh dikalikan dengan angka 6,25 sebagai angka konversi menjadi
nilai protein. Nilai 6,25 diperoleh dari asumsi bahwa protein mengandung 16%
nitrogen(perbandingan protein : nitrogen =100 :16 = 6,25:1).
Penentuan nitrogen
dalam analisis ini melalui tiga tahapan analis kimia:
1. Destruksi :
Yaitu menghancurkan bahan menjadi komponen sederhana, sehingga nitrogen
dalam
bahan terurai dari ikatan organiknya. Nitrogen yang terpisah diikat oleh H2SO4
menjadi (NH4)2SO4.
bahan terurai dari ikatan organiknya. Nitrogen yang terpisah diikat oleh H2SO4
menjadi (NH4)2SO4.
2. Destilasi :
Pengikatan komponen organik tidak hanya kepada nitrogen saja, tetapi juga
terhadap
komponen lain, oleh karena itu nitrogen harus diisolasi. Untuk melepaskan nitrogen
dalam larutan hasil destruksi adalah dengan membentuk gas NH3. Pemberian NaOH
40% akan merubah (NH4)2SO4 menjadi NH4OH. NH4OH bila dipanaskan akan
berubah menjadi gas NH3 dan air, yang kemudian dikondensasi. NH3 akhirnya
ditangkap oleh larutan asam borat 5% membentuk (NH4)3BO3.
komponen lain, oleh karena itu nitrogen harus diisolasi. Untuk melepaskan nitrogen
dalam larutan hasil destruksi adalah dengan membentuk gas NH3. Pemberian NaOH
40% akan merubah (NH4)2SO4 menjadi NH4OH. NH4OH bila dipanaskan akan
berubah menjadi gas NH3 dan air, yang kemudian dikondensasi. NH3 akhirnya
ditangkap oleh larutan asam borat 5% membentuk (NH4)3BO3.
3. Titrasi :
Nitrogen dalam
(NH4)3BO3 ditentukan jumlahnya dengan cara dititrasi dengan HCl.
Protein kasar (%)
=
b. Alat dan Bahan
Alat :
• Labu Kjeldahl
300 mL
• Satu set alat estilasi
• Erlenmeyer 250 cc
• Buret 50 cc skala 0,1 mL
• Timbangan analitik
• Satu set alat estilasi
• Erlenmeyer 250 cc
• Buret 50 cc skala 0,1 mL
• Timbangan analitik
Bahan ( zat kimia) :
• Asam Sulfat pekat
• Asam Chorida ( yang sudah diketahui normalitasnya)
• Natrium Hydroxsida 40%
• Katalis campuran (yang dibuat dari CuSO4.5H2O dan K2SO4 dengan perbandingan
1:5 )
• Asam borax 5%
• Indikator campuran ( brom cresolgreen : Methyl merah = 4 : 5. sebanyak 0,9 gram
campuran dilarutkan dalam alkohol 100 ml)
c.Prosedur :
1. Destruksi :
1.
Timbang
contoh sampel kering oven sebanyak ± 1 gram ( catat sebagai A gram).
2.
Masukan ke
dalam labu kjeldhal dengan hati-hati, dan tambahkan 6 gram katalis
campuran.
campuran.
3. Tambah 20 ml Asam
Sulfat pekat.
4. Panaskan dalam nyala
api kecil di lemari asam. Bila sudah tidak berbuih lagi
destruksi diteruskan dengan nyala api yang besar.
destruksi diteruskan dengan nyala api yang besar.
5. Destruksi sudah di
anggap selesai bila larutan sudah berwarna hijau jernih, setelah
itu dinginkan.
itu dinginkan.
2. Destilasi :
1.
Siapkan
alat destilasi selengkapnya, pasang dengan hati-hati jangan lupa batu didih, vaselin
dan tali pengaman
2.
Pindahkan
larutan hasil destruksi ke dalam labu didih, kemudian bilas dengan
aquades sebanyak lebih kurang 50 ml.
aquades sebanyak lebih kurang 50 ml.
3.
Pasangkan
erlenmeyer yang telah diisi asam borax 5% sebanyak 5 ml untukmenangkap gas amonia, dan telah diberi indikator campuran sebanyak 2
tetes.
4.
Basakan
larutan bahan dari destruksi dengan menambah 40-60 mL NaOH 40%
melalui corong samping. Tutup kran corong segera setelah larutan tersebut masuk ke labu didih
melalui corong samping. Tutup kran corong segera setelah larutan tersebut masuk ke labu didih
5. Nyalakan pemanas
bonsen dan alirkan air ke dalam kran pendingin tegak.
6. Lakukan destilasi
sampai semua N dalam larutan dianggap telah tertangkap oleh
asam borax yang ditandai dengan menyusutnya larutan dalam labu didih sebanyak 2/3 bagian (atau sekurang-kurangnya sudah tertampung dalam erlenmeyer sebanyak 15 ml
asam borax yang ditandai dengan menyusutnya larutan dalam labu didih sebanyak 2/3 bagian (atau sekurang-kurangnya sudah tertampung dalam erlenmeyer sebanyak 15 ml
3. Titrasi :
1. Erlenmeyer berisi
sulingan tadi diambil (jangan lpa membilas bagian yang terendam dalam air
sulingan)
2. Kemudian titrasi
dengan HCl yang sudah diketahui normalitasnya catat sebagai B,
titik titrasi dicapai dengan ditandai perubahan warna hijau ke abu-abu. Catat jumlah larutan HCl yang terpakai sebagai C ml
titik titrasi dicapai dengan ditandai perubahan warna hijau ke abu-abu. Catat jumlah larutan HCl yang terpakai sebagai C ml
2.4. Penentuan Kadar Lemak Kasar :
a. Prinsip
Melarutkan (ekstraksi) lemak yang terdapat dalam bahan dengan pelaut lemak
(ether)
selama 3-8 jam. Ekstraksi menggunakan alat sokhlet. Beberapa pelarut yang dapat
digunakan adalah kloroform, heksana, dan aseton. Lemak yang terekstraksi (larut
dalm pelarut) terakumulasi dalam wadah pelarut (labu sokhlet) kemudian dipisahkan
dari pelarutnya dengan cara dipanaskan dalam oven suhu 105°C. Pelarut akan
menguap sedangkan lemak tidak (titik didih lemak lebih besar dari 105°C, sehingga
tidak menguap dan tinggal di dalam wadah). Lemak yang tinggal dalam wadah
ditentukan beratnya.
selama 3-8 jam. Ekstraksi menggunakan alat sokhlet. Beberapa pelarut yang dapat
digunakan adalah kloroform, heksana, dan aseton. Lemak yang terekstraksi (larut
dalm pelarut) terakumulasi dalam wadah pelarut (labu sokhlet) kemudian dipisahkan
dari pelarutnya dengan cara dipanaskan dalam oven suhu 105°C. Pelarut akan
menguap sedangkan lemak tidak (titik didih lemak lebih besar dari 105°C, sehingga
tidak menguap dan tinggal di dalam wadah). Lemak yang tinggal dalam wadah
ditentukan beratnya.
Lemak kasar (%) =
b. Alat dan Bahan
:
Alat :
• Satu set alat sokhlet
• Kertas saring bebas lemak
• Kapas dan biji hekter
• Eksikator
• Timbangan analitik
• Satu set alat sokhlet
• Kertas saring bebas lemak
• Kapas dan biji hekter
• Eksikator
• Timbangan analitik
Bahan (zat kimia)
:
•Kloroform
c. Prosedur :
1. Siapkan kertas saring
yang elah kering oven (gunakan kertas saring bebas lemak)
2. Buatlah selongsong
penyaring yang dibuat dari kertas saring, timbang dan catat
beratnya sebagai A gram. Masukkan sampel sekitar 2-5 gram dalam selongsong
kemudian timbang dan catat beratnya sebagai B gram. Tutup dengan kapas kemudian dihekter, lalu timbang dan catat beratnya sebagai C gram. Berat sampel = (B-A) gram
beratnya sebagai A gram. Masukkan sampel sekitar 2-5 gram dalam selongsong
kemudian timbang dan catat beratnya sebagai B gram. Tutup dengan kapas kemudian dihekter, lalu timbang dan catat beratnya sebagai C gram. Berat sampel = (B-A) gram
3. Selongsong penyaring
berisi sampel dimasukkan ke dalam alat soxhlet. Masukan
pelarut lemak (Klorofom) sebanyak 100-200 ml ke dalam labu didihnya. Lakukan ekstraksi (yalakan pemanas hot plate dan alirkan air pada bagian kondensornya).
pelarut lemak (Klorofom) sebanyak 100-200 ml ke dalam labu didihnya. Lakukan ekstraksi (yalakan pemanas hot plate dan alirkan air pada bagian kondensornya).
4. Ekstrasi dilakukan
selama lebih kurang 6 jam. Ambil selongsong yang berisi sampel yang telah
diekstrasi dan keringkan di dalam oven selama 1 jam pada suhu 1050, kemudian
masukan ke dalam eksikator 15 menit dan kemudian timbang dan catat beratnya
sebagai D gram.
5.
Kloroform yang terdapat dalam labu didih,
didestilasi sehingga tertampung di
penampungan sokhlet. Kloroform yang tertampung disimpan untuk digunakan
kembali.
penampungan sokhlet. Kloroform yang tertampung disimpan untuk digunakan
kembali.
2.5.
Penentuan Kadar Serat Kasar :
a. Prinsip :
Komponen dalam suatu
bahan yang tidak dapat larut dalam pemasakan dengan asam
encer dan basa encer selama 30 menit adalah serat kasar dan abu. Untuk mendapatkan
nilai serat kasar, maka bagian yang tidak larut tersebut (residu) dibakar sesuai dengan
prosedur analisis abu. Selisih antara residu dengan abu adalah serat kasar.
encer dan basa encer selama 30 menit adalah serat kasar dan abu. Untuk mendapatkan
nilai serat kasar, maka bagian yang tidak larut tersebut (residu) dibakar sesuai dengan
prosedur analisis abu. Selisih antara residu dengan abu adalah serat kasar.
Serat kasar (%) =
b.Alat dan bahan
Alat :
• Gelas piala khusus 600 ml
• Cawan porselen 30 ml
• Corong Buchner diameter 4,5 cm
• Satu set alat pompa vakum
• Eksikator
• Kertas saring bebas abu
• Tanur listrik
• Hot plate
• Tang penjepit
• Timbangan analitik
• Gelas piala khusus 600 ml
• Cawan porselen 30 ml
• Corong Buchner diameter 4,5 cm
• Satu set alat pompa vakum
• Eksikator
• Kertas saring bebas abu
• Tanur listrik
• Hot plate
• Tang penjepit
• Timbangan analitik
Bahan (zat kimia)
:
• H2SO4
1,25 %
• NaOH 1,25 %
• Aseton
. Aquades panas
c. Prosedur :
1. Siapkan kertas saring
kering oven dengan diameter 4,5 cm, catat sebagai A gram
2.
Siapkan
cawan porselen kering oven
3.
Masukkan
sampel ke dalam gelas piala khusus sebanyak B gram
4.
Tambah
asam sulfat 1,25 % sebanyak 100 mL kemudian pasang pada alat pemanas khusus tepat
di bawah kondensor
5. Alirkan airnya dan
nyalakan pemanas tersebut
6. Didihkan selama 30
menit dihitung saat mulai mendidih
7. Kemudian tambahkan
NaOH 1,25 % sebanyak 100 ml
8. Didihkan selama 30
menit lagi dihitung saat mulai mendidih
9. Letakkan kertas
saring pada corong buchner kemudian masukkan residu dan
nyalakan pompa vacum
nyalakan pompa vacum
10.
Secara
berturut-turut bilas dengan :
- Air panas 100 ml
- Aseton 50 ml
- Air panas 100 ml
- Aseton 50 ml
11.
Kertas
saring dan isinya dimasukkan ke dalam cawan porselen menggunakan pinset
12. Keringkan dalam oven
100-105°C selama ± 24 jam
13. Dinginkan dalam
eksikator selama 15 menit lalu timbang sebagai C gram
14.
Panaskan dalam hot plate sampai tidak berasap
lagi, kemudian masukkan ke dalam tanur listrik 600°C-700°C selama minimal 3 jam
sampai abunya berwarna putih. Disini serat kasar dibakar
sampai habis
15.
Dinginkan
dalam eksikator selama 30 menit lalu timbang dan catat sebagai D gram
MENGANALISIS BAHAN HASIL PERTANIAN SECARA KIMIA ( ANALISIS PROKSIMAT
)
Klasifikasi analisis:
1.
Analisis
berdasarkan tujuannya
2.
Analisis
berdasarkan senyawa kimianya
3.
Analisis
berdasarkan kompenennya
4.
Analisis
berdasarkan kepentingannya
5.
Analisis
berdasarkan sifatnyanya
MELAKUKAN
ANALISIS PROKSIMAT :
1.
MENGANALISIS
KOMPONEN KARBOHIDRAT
2.
MENGANALISIS
KOMPONEN PROTEIN
3.
MENGANALISIS
KOMPONEN LEMAK
4.
MENGANALISIS
KOMPONEN AIR
5.
MENGANALISIS
KOMPONEN ABU
METODE ANALISIS :
1.
Analisis
secara Organoleptik
2.
Analisis
secara Fisik
3.
Analisis
secara Fisiko-kimia
4.
Analisis
secara Kimia
5.
Analisis
secara Mikroanalisis
6.
Analisis
secara Mikrobiologis
MENGANALISIS BAHAN HASIL PERTANIAN SECARA KIMIA ( ANALISIS PROKSIMAT
)
MENGANALISIS KADAR AIR :
Metode analisis kadar air :
•
Fisik (
pengeringan )
•
Konduktometri
Kimia
Analisis kadar air secara fisik :
•
Prinsip
dasar analisis :
Menghitung
jumlah/banyaknya air yang terkandung dalam bahan/ produk, dengan cara menguapkan/mengeringkan air
yang terkandung dalam bahan/ produk tersebut
sampai bobot konstan
•
Faktor yang mempengaruhi ketelitian analisis kadar
air secara fisik :
* suhu pemanasan/pengeringan
* kelembaban ruang pemenas/pengering
* Pergerakan udara dalam ruang
pemanasan/pengering
* tekanan udara ruang
pemanasan/pengering
* jumlah contoh/bahan
* tebal lapisan
* konstruksi alat pemanas/pengering
* posisi alat pemanas/pengering
Metode analisis
kadar air secara fisik/pemanasan disebut
: ” Thermo gravimetri “
Analisis kadar
air secara Thermo gravemetri ini meliputi :
•
Cara oven
•
Cara oven
vakum
•
Destilasi
•
Infra red moister meter / infra red moister tester
MENGANALISIS
BAHAN HASIL PERTANIAN SECARA KIMIA ( ANALISIS
PROKSIMAT )
MENGANALISIS
KANDUNGAN AIR :
Metode
analisis kandungan air :
n Fisik ( pengeringan /penguapan )
n Konduktometri
(metode listrik/elektrik )
n Kimia
Mengalisis
kandungan air secara fisik :
•
Prinsip
dasar analisis :
Menghitung
jumlah/banyaknya air yang terkandung dalam bahan/ produk, dengan cara menguapkan/mengeringkan air
yang terkandung dalam bahan/ produk tersebut
sampai bobot konstan
•
Faktor yang mempengaruhi ketelitian analisis
kandungan kadar air secara fisik :
* suhu pemanasan/pengeringan
* kelembaban ruang pemenas/pengering
* Pergerakan udara dalam ruang
pemanasan/pengering
* tekanan udara ruamh
pemanasan/pengering
* jumlah contoh/bahan
* tebal lapisan
* konstruksi alat pemanas/pengering
* posisi alat pemanas/pengering
Metode analisis
kandungan air secara fisik/pemanasan disebut dengan istilah : Thermo gravimetric
Analisis
kandungan air secara Thermo gravemetri
ini meliputi :
•
Secara
oven
•
Secara
oven vakum
•
Secara
destilasi
•
Secara Infra red moister meter / infra red moister
tester
Cara
analisis kandungan air secara oven dan oven vakum :
•
Contoh (bahan)
oven 105 º C sampai bobot konstan (
lakukan
( 1 – 2 gr.dlm botol timbang )
penimbangan setiap 30 ‘
), setiap sebelum penimbangan masukkan ke
dalam eksikator untuk mendinginkan hasil pemanasan.
q
Setelah diperoleh bobot konstan ( dilakukan
ulangan 3 x selisih bobot max. 0,0002 gram ), hitung kandungan air dalam
contoh/bahan tersbut.
( b – a ) – ( c – a )
q
Rumus penetapan % kandungan air = x
100 %
( wet basis
(WB) / basis basah ) ( b – a )
dimana :
a = bobot botol
timbang kosong konstan (gram)
b = bobot botol timbang + contoh
/bahan (gram)
c = bobot kering ( botol timbang +
contoh ) konstan (gram)
( b – a ) – ( c – a )
q
Rumus penetapan % kandungan air = x 100 %
( dry basis (DB) /
basis kering ) ( c – a )
dimana :
a = bobot botol timbang kosong konstan (gram)
b
= bobot botol timbang + contoh /bahan
(gram)
c
= bobot kering (botol timbang + contoh) konstan (gr.)
Cara analisis kandungan air secara destilasi :
n
Contoh (bahan) masukkan
dalam labu destilasi (Auf Hauzer)
( 3 – 5 gram dlm gelas arloji )
tambahkan xylol sebanyak 125 ml, lakukan
destilasi sampai pada tabung auf hauzer sudah tidak terjadi penambahan
volume air
q
Setelah selesai destilasi, baca air ( batas antara air dan xylol ) pada penampung
destilasi, hitung kandungan airnya.
5 – skala pembacaan
q Rumus penetapan % kandungan abu = x 100 %
( wet basis (WB) / basis basah ) W. contoh
(gr.)
dimana
: 5 = volume kapasitas alat penampung auf hauzer
( water trap )
W = bobot contoh/bahan
( gram)
MENGANALISIS
BAHAN HASIL PERTANIAN SECARA KIMIA ( ANALISIS
PROKSIMAT ) :
Menganalisis
kandungan abu :
Metode
analisis kandungan abu :
Fisik / themo gravimetri (pengabuan/pembakaran
)
Analisis
kandungan abu secara fisik (thermo gravimetri) :
n Prinsip dasar analisis :
Menghitung
jumlah/banyaknya abu yang tertinggal setelah suatu bahan/ produk dibakar/diabukan pada suhu 600 – 800 ºC
Faktor
yang mempengaruhi ketelitian analisis kandungan abu secara fisik ( thermo gravimetri ) :
*
suhu pengabuan/pembakara
*
jumlah contoh/bahan
*
tebal tipisnya lapisan bahan/contoh
Cara analisis kandungan abu secara oven
pengabuan :
- Contoh (bahan) oven pengabuan 600 º C sampai bobot konstan
(
1 – 2 gr. dlm crus )
(
lakukan penimbangan setiap 30 ‘ ), setiap sebelum penimbangan masukkan ke dalam eksikator untuk mendinginkan hasil pemanasan.
q Setelah diperoleh abu sempurna timbang sampai
diperoleh bobot konstan ( dilakukan ulangan 3 x selisih bobot max. 0,0002 gram
), hitung kandungan abu dalam contoh/bahan
tersbut.
(
c – a )
q
Rumus penetapan % kandungan air = x 100 %
( wet basis (WB) /
basis basah ) ( b – a )
dimana : a = bobot crus kosong konstan (gram)
b = bobot crus + contoh /bahan (gram)
c = bobot kering ( crus + abu )
konstan (gram)
( c – a )
q Rumus penetapan % kandungan abu = x 100 %
( dry basis (DB) / basis kering ) ( b – a ) x ( 100% - %K.a )
dimana : a = bobot botol timbang kosong konstan
(gr.)
b = bobot botol timbang + contoh /bahan
(gr.)
c = bobot kering ( botol
timbang + contoh ) konstan (gr
MENGANALISIS
BAHAN HASIL PERTANIAN SECARA KIMIA ( ANALISIS PROKSIMAT
) :
q Menganalisis kandungan karbohidrat :
Karbohidrat
terdiri atas :
-
Monosakarida
-
Disakarida
-
Polisakarida
q Unsur penyusun karbohidrat C, H dan O, dengan
rumus umumnya Cn – (H2O)n
q Untuk menganalisis karbohirat/pati dilakukan
hidrolisa dengan asam ( HCl )
Analisis
Penetapan Kadar Pati :
•
Pati
terdiri atas 2 (dua) jenis yaitu :
a.
amilosa
b.
amolipektin
•
Apabila
kedua komponen ( amilosa dan amilopektin ) tersebut apabila dihidrolisa akan
menghasilkan glukosa dan maltosa
•
Pati tidak
terdapat dalam keadaan murni, tetapi tercampur dengan zat-zat/senyawa lain
Sifat-sifat
pati :
l Dapat larut dalam air dingin
l
Jika dalam air panas/dipanaskan larutan pati
menjadi gel
l
Karena membentuk gel maka tidak dapat mereduksi P.
Luff
l
Dalam analisa penetapan kadar pati dilakukan
hidrolisa dengan menggunakan asam, sehingga terbentuk gula yang dapat mereduksi
P. Luff
l Tahap hidrolisa dalam analisis penetapan kadar
pati :
l
Pati : (C6H10O5)
+ n H2O n C6H12O6
( glukosa )
l
Pada tahap reduksi dan oksidasi tahap I (dengan
penambahan P. Luff ).
q C6H12O6 + 2
CuO C6H12O7
+ Cu2O ( merah bata )
q Pada saat hidrolisa 1 mol air diikat oleh 90
bagian pati, yang dapat menghasilkan 100 bagian sakarosa
Analisis
Penetapan Kadar Gula / Sakarosa :
Sifat-sifat
gula / sakarosa :
n
Gula terdapat dalam bahan hasil pertanian dan
hasil olahnya dalam jumlah yang relatif besar.
n
Gula mempunyai fungsi yang sangat penting bagi
tubuh manusia.
n Pada penetapan kadar gula / sakarosa dilakukan
proses hidrolisa sakarosa menjadi glukosa dan fruktosa :
C12H22O11
+ H2O C6H12O6
+ C6H12O6
sakarosa glukosa fruktosa
o Sakarosa sebagai disakarida dapat memutar
bidang polarisasi kekanan, sedang laktosa memutar bidang polarisasi kekiri
o Bobot milokul sakarosa = 342, sedang gula
invert = 360 ( selisih 18 karena bobot molokul air )
o Pada saat proses inversi 1 molokul air diikat
oleh gula, sehingga 95 bagian sakarosa menghasilkan 100 bagian gula invert
o Gula penyusut hasil hidrolisa akan mereduksi
: Cu++ Cu+
Reaksi reduksi pada proses hidrolisa :
n - C = O + CuO C = O + Cu2O
-
H - OH
merah bata
n CuO + H2SO4 CuSO4 + H2O
n CuSO4 + 2 KI K2SO4 +
CuI2
n 2 CuI2 2 CuI + I2
n I2 + 2 Na2S2O3 2 NaI + Na2S4O6
Analisis
Kadar Serat Kasar :
Sifat-sifat
serat kasar :
•
Komponen
dalam suatu bahan tidak dapat larut dalam pemanasan/pemasakan dengan asam dan
basa encer selama 30 menit.
•
Kadar
serat kasar dihitung sebagai kadar zat tidak larut (residu) dari hasil
perombakan senyawa yang dapat larut oleh asam dan basa setelah proses pemanasan
selama 30 menit.
MENGANALISIS
BAHAN HASIL PERTANIAN SECARA KIMIA ( ANALISIS PROKSIMAT
) :
Menganalisis
kandungan protein :
q
Protein
tersusun dari asam-asam amino :
-
Asam amino essensial
-
Asam amino non essensial
q Unsur penyusun protein adalah asam amino (--NH2
) dan gugus karboksil (--COOH
)
q Protein merupakan molokul dengan jumlah yang
cukup besar dalam bahan/produk pangan
Sifat-sifat
protein :
o
Protein mudah larut dalam pelarut organik.
o
Larut dalam Na2SO4 atau
NaCl, alkohol dan aceton.
o Protein mudah mengalami perubahan bentuk (
denaturasi ).
o Denaturasi protein akibat oleh : panas, tekanan
yang tinggi, alkali, KI dan asam.
Peruraian
protein akan terbentuk senyawa yang lebih sederhana dan juga akan menghasilkan bau yang tidak sedap (H2S)
Analisis
Penetapan Kadar protein :
n Total protein dalam suatu bahan/produk adalah
kadar nitrogen dalam bahan/produk tersebut dikalikan dengan faktor konfersi,
yang besarnya tergantung dari jenis nitrogen protein bahan/produk penyusunnya.
n Penetapan kadar protein total digunakan untuk
mengetahui kadar nitrogen sebagai amonia dalam bahan/produk tersebut.
Metode
analisia Kadar Protein :
Metode
Makro Kjeldahl
Metode
Semi-Mikro Kjeldahl
Metode
Gunning
Tahapan
anlisis Kadar Protein :
•
Destruksi
•
Netralisasi
dan Pembasaan
•
Destilasi
•
Titrasi
Prinsip Dasar Analisis Penetapan Kadar
Protein Metode Makro Kjeldahl :
- Destruksi :
±
1 gram contoh labu
Kjeldahl
+
7,5 gr. K2S2O4
+
0,35 gr. HgO
+
25 ml. H2SO4 pekat
dipanaskan
dengan api kecil, setelah tidak berasap tebal, pemanasan dilanjutkan dengan api yang besar sampai jernih.
- Netraalisasi
dan Pembasaan :
n Setelah pemanasan dinginkan, + 100 ml aquadest
dan beberapa lempeng Zn + 15 ml K2S 4% dan + NaOH 50 % TDT dengan hati-hati (
NaOH sampai berlebihan sedikit ).
- Destilasi :
l Lakukan destilasi, destilat ditampung dengan
erlemeyer yang telah diisi dengan HCl 0,1 N, sebanyak 50 ml dan 5 tetes MM
l Destilasi dihentikan apabila destilat sudah
tidak bersifat basa ( tes dengan kertas lakmus atau pH universal )
- Titrasi :
•
Destilat
yang dihasilkan dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N yang sudah distandarisasi
sampai warna kuning (tetap).
•
Buat
percobaan Blanko
Tidak ada komentar:
Posting Komentar